Abang dengan segera merubah tujuannya menjadi ke rumah setelah mendapat chat dari Mba Denza, dan benar saja di depan rumah terdapat mobil hitam dengan plat abi terparkir dengan kondisi menyala.
Kakak segera turun dan menghampiri, di ketuknya kaca mobil lalu pintu terbuka menampilkan sosok Mas Abi,
Dalam keadaan baik-baik saja.
Kakak segera memeluk Mas Abi, rasa takut, khawatir, hilang ketika Mas Abi ada dalam peluknya.
Senyum Mas Abi merekah, memeluk balik sang kakak dan mengelus kepalanya dengan sayang. “Mas Abi baik-baik aja, kak”
Kakak membuka matanya dan meringis pelan mendapati sinar matahari yang tiba tiba menyerangnya.
Abang yang melihat segera bangkit dari duduknya dan menghampiri kakak, “Kakak udah bangun? ada yang sakit?” Ucapnya berbisik
“Gapapa, kakak gapapa, Mas Abi sama Adek kemana?”
Abang menunjuk sofa yang terdapat di sebelah kiri dekat jendela, “Itu, lagi tidur soalnya semalem bedagang ngejagain kakak, mangkannya abang bisik-bisik takut ke bangun”
“Kakak,”
“Hm?”
Abang memegang tangan kanan kakak. “Jangan sakit lagi”
Kakak tersenyum lalu mengangguk, ia tidak lagi akan memforsir dirinya berlebihan, tidak ingin merepotkan seperti sekarang. Seperti yang Rasi bilang, if you're done doing the best, enough.
dan kakak sudah merasa dan sebisa mungkin melakukan yang terbaik.
Pintu terbuka menampilkan Mas Abi dengan raut lelahnya sehabis pulang dari kantor.
“Gimana kak, udah dibuka?” tanya Mas Abi lalu berjalan mendekat ke ranjang tempat kakak
Kakak menggeleng, lalu memberikan laptop ditangannya kepada Mas Abi
“Belum, Mas Abi aja yang buka, ya?” Sengaja Kakak tahan karena ia ingin Mas Abi saja yang membukanya, dirinya tidak sampai hati untuk melihat hasilnya.
“Iya, sini Mas yang buka,”
Adek menggenggam tangan sang kakak, memberikannya semangat, sedangkan Abang ikut melihat layar laptop yang sedang dipakai Mas Abi untuk membuka pengunguman sbm Kakak Ghifari
klik
Halaman pengunguman terbuka, dan raut muka Abang juga Mas Abi berubah seketika
dari : Ghifari Andara untuk : Ghifari Andara
Kamu keren, kamu hebat, kamu berhasil, kamu berhasil Ghifari. Makasih, ya? makasih untuk jatuh bangunnya, untuk belajar setiap malam sampai sampai kemarin masuk rumah sakit.
kali ini kakak enggak lupa mengapresiasi diri sendiri, dan untuk seterusnya, yang nantinya perjalanan akan lebih lelah dan penat, semangat berjuangnya, kali ini kakak enggak lagi memforsir diri sendiri, kakak akan berjalan sesuai irama kaki kakak sendiri.
sekali lagi, makasih, ghifari andara, makasih udah mau bertahan dan berjuang.