Semestanya Abang
kalau ditanya, siapa sosok panutan dan semesta gue, akan gue jawab dengan lantang dan penuh hormat, “Pradiga Rajagaska”
sosok yang tak pernah henti membuatnya terkagum barang sedetik pun, sosok yang menurutnya sempurna, bahkan tidak ada cacatnya.
Papa tidak pernah sekalipun menuntut, bahkan ketika kumpul keluarga dimana menjadi ajang perbandingan, papanya tidak pernah sekalipun berkata, “Bang, kaya si ini dong” atau “Bang, coba contoh dia tuh, jangan kerjaannya blablabla” kalimat seperti itu tidak pernah keluar dari mulut papa.
sampai saat pulang dari rumah oma, Saka bertanya “Pa, kenapa sih papa gak pernah ngebandingin abang seperti halnya tante sama om yang tadi?”
Papa tersenyum lalu mengusik rambut gue, “Bang, mereka yang suka membandingkan itu karena ekspektasinya tidak bisa terpenuhi. Papa gak pernah ngebandingin kamu dengan siapapun karena kamu ya kamu, bukan mereka.
Manusia itu diciptakan tidak selamanya sempurna, pasti ada cacatnya.
Bang, kalau kamu ngikutin jalan orang ya kamu akan terus ketinggalan. tapi kalau kamu ikutin jalanmu sendiri, mau kamu jalannya lambat, atau bahkan lari, kamu akan tetap menjadi pemenangnya”