Serta Mulia.
Keena sedang membuat kue untuk merayakan ulang tahun Saka yang tertunda, Namun tiba tiba pintu rumahnya di gedor entah dengan siapa.
“Iya sebentar” Ucap Keena sembari berjalan kearah pintu lalu membuka kenop pintu dan mendapati teman-teman Saka juga sahabatnya Keena memberikan senyuman.
“Kalian ngapain disini malem-malem?”
“Kita mau bantuin buat kue” Jawab Nadi
Keena memutar bola matanya, ini mau bantuin buat kue apa bikin club futsal? banyak amat.
“Yauda sini masuk” Tapi tetap ia mempersilahkan masuk.
Baru lima menit mereka tiba didapur, suara ribut sudah terdengar nyaring sekali.
“Za, ada yang perlu dibantu enggak?” Tanya Astral kepada Nanza.
Lantas Rage bersorak. “HADEH INI LAGI MALAH MODUS”
“Deket mulu kaga jadi jadi perasaan tral” celetuk Keena yang membuat Nanza tersipu malu.
“Apaan sih ra” Ucap Nanza salah tingkah.
Astral ikut salah tingkah dan mengalihkan pembicaraan. “Ini tulisannya mau apa buat di kue?
“Selamat habede” Sahut Raskal yang membuat Kael menoyor palanya.
“Sakit anjir”
“Selamat ulang tahun ketua, gitu gimana?” Tanya Roo
Semuanya mengangguk setuju.
Saat lagi hening heningnya membuat kue setelah keributan tadi, kini Nahel kembali berulah. “GUE MAU IKUT BAN—” Nahel yang hendak membantu justru menumpahkan krim yang tadi sudah dibuat oleh Keena. “Ups... sorry...”
Keena menghela nafas jengkel, pekerjaannya ini akan menjadi dua kali lipat lebih susah dari biasanya.
Perasaan hangat yang tercipta kemarin masih dirasakan Saka hingga detik ini, bahagia walau ia merasakan sakit didalam tubuhnya. kepalanya terasa pening tiba-tiba membuatnya meringis.
“Aw”
Papa yang mendengar langsung melihat keadaan putranya, “Abang kenapa? sakit palanya? papa panggilin dokter ya?”
Saka menggeleng. “Gausa pa, sakit dikit doang”
Lalu pandangannya berganti menatap jendela, Saat ini ia ditemani oleh Papa dan Om Joo yang baru saja datang lima menit sebelumnya. Papa enggan ke kantor dulu karena ingin memastikan dengan mata kepalanya bahwa Saka baik-baik saja, padahal tidak perlu segitunya karena memang ia baik-baik saja.
“Pa, boleh minjem ponselnya?” Tanya Saka membuka percakapan lagi, Papa berjalan mendekat dan memberikan ponsel miliknya.
Ia membuka kembali Instagram yang dibuat untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Keena, lalu tersenyum kembali saat ia membacanya.
Saka terdiam sejenak lalu entah kenapa ia memposting satu gambar.
“HARI INIII JENG JET JENG JET” tiba tiba suara riuh terdengar dan menampilkan teman-temannya bernyanyi, Saka tersenyum lalu mematikan ponsel dan merubah posisi menjadi duduk.
“HARI YANG KAU TUNGGU” Sahut Raden sambil bergoyang.
Yang perempuan hanya bisa tertawa melihat keributan yang diciptakan teman laki-lakinya.
Rage menyambung nyanyiannya. “BERTAMBAH SATU TAHUN, USIAMU BAHAGIALAH KAMU”
Kael mengambil botol minum lalu bergaya seakan menjadi penyanyi. “SEMOGA TUHANNN, MELINDUNGIII KAMUUUUU”
Nyanyiannya terhenti dengan protes yang dilayangkan oleh Roo. “Ye ini anak malah langsung ke reff” sontak semuanya tertawa.
“Udah-udah langsung aja tiup lilin”
Keena berjalan maju sambil membawa kue ditangannya.
“Tiup lilinnya barengan ya” Ucap Saka kepada semuanya.
“Satu..Dua..” Belum selesai Saka memberi aba-aba Astral lebih dulu meniup lilinnya hingga mati.
“ASTRALLLLLL” Protes semuanya yang membuat Astral menampilkan cengiran dan dua tangan terangkat menandakan peace.
Saka tertawa, lalu Rage mengambil korek dari saku celananya dan menyalakan kembali lilin yang mati.
“Make a wish dulu dong” Ucap Keena
“Oh iya, ayo make a wish”
Lalu mereka semua memejamkan mata dan membuat doa dalam hati masing-masing untuk laki-laki dihadapannya.
Tanpa mereka tahu, doa mereka hampir sama. semoga Saka panjang umur dan bahagia
Namun doanya Saka berbeda, Semoga orang-orang didekatnya selalu dilindungi bahagia agar utas duka tidak berani datang doanya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk teman-temannya, abangnya, papanya, dan semua orang didekatnya.
Lalu selesai merapal, semuanya tiup lilin bersama-sama dan tertawa bahagia.
Lagi, Saka merapal. Semoga orang-orang didekatnya selalu bahagia
Setelah risuh-risuh buat foto, akhirnya mereka semua duduk terdiam sambil menikmati kue ditangannya masing-masing. Astral duduk disebelah Nanza sibuk melancarkan aksi pdktnya yang tidak kelar-kelar mau sampai kapan, hadeh dasar remaja.
Sedangkan Roo, anak bungsu di Morshbon's itu tiba tiba berganti posisi mengambil tempat duduk disebelah Nadi.
“Eitsss ada yang mau pdkt juga nih kayaknya” Sindir Astral.
Roo dan Nadi saling melempar tatapan, pipi Nadi tersipu malu. “Lah, bukan pdkt lagi udah pacaran yee” Papar Roo.
“HAH?” Semua orang yang ada diruangan, kecuali Papa Diga dan Om Joo berteriak kaget. menatap dua remaja itu dengan pandangan intimidas.
Keena, temannya saja menatap tidak percaya. “SEJAK KAPAN ANJIR NAD?”
Nadi hanya memberikan senyuman, masih tersipu malu.
“WAH GILA WAH ANAK BUNGSU KITA TERNYATA DIEM DIEM NGE GAET CEWE” Ujar Saka masih menatap matanya Roo.
Raskal menggelengkan kepala sambil membuat tepukan. “GA NYANGKA SIH TERNYATA SUHU BOSS, KALAH LO TRAL”
“Alig alig, gue berguru di lo deh Roo”
“Dijaga cewe lo baik-baik ya Roo” Ujar Saka memberi Nasihat.
Roo memberikan jempol tangannya, “Pasti bang”
Kini Saka mengalihkan pandangan kearah Keena, melihat senyum yang terukir dari bibirnya terasa candu. Eh, sudah jadi perempuannya belum ya?
“Ekhm” Saka berdehem memberi intrupsi. “Mau ngomong boleh?” Ujar Saka kepada Keena.
Seolah paham, Astral memberi komando untuk meninggalkan tempat dan memberi ruang untuk dua insan tersebut.
Sekarang ruangan itu hanya diisi oleh mereka berdua, suasa riuh langsung berubah menjadi tenang dan damai.
“Mau ngomong apa?” Tanya Keena, dalam hatinya ia merasa gugup tidak karuan.
“Sini, gue mau senderan” Ucap Saka menepuk kasur yang masih cukup lega.
“Gue disitu?” Tanya Keena memastikan.
Saka mengangguk. “Iya sini, masih muat”
Lalu dengan ragu Keena beranjak naik ranjang dan memasukan kakinya ke dalam selimut. Dalam posisi setengah duduk, Keena menyenderkan punggungnya dan Saka menyenderkan kepalanya ke pundak perempuan disebelahnya.
“Kee”
“Hm?” Keena hanya berdehem sambil menatap langit-langit.
Saka meraih tangannya dan mengaitkannya dengan tangan Keena.
“Sebentar, mau nyenderan sebentar ya” Ujar Saka lalu menutup matanya, merasakan nyaman.
Jantung Keena berdetak tidak karuan, jadi begini ya rasanya jatuh cinta?
“Je, ayo”
Saka bersuara tanpa membuka matanya. “Ayo apa?”
Keena mengigit bawah bibirnya, gugupnya lebih dua kali dari sebelumnya. “Ayo pacaran”
Saka tertawa renyah, lalu membuka matanya. masih dengan posisi menyendernya namun kaitan tangannya direkatkan lebih dari semula.
“Hahaha jadi diterima nih?”
Keena mengangguk malu. “Diterima, mas pacar” cicitnya pelan namun masih bisa didengar.
“Aduh duh duh” Ujar Saka kesakitan.
Lalu dengan muka paniknya, Keena menoleh kearah kanan. “Hah ada apa? lo sakit? apanya yang sakit?” Ujar Keena memberi rentetan pertanyaan.
“Ini jantung aku, Jantung aku kok berdetak lebih kenceng ya” Ujar Saka lalu tertawa renyah.
Keena mendengus sebal sekaligus terkekeh geli pasalnya Saka menggunakan aku-kamu saat ini. “Ah, ga lucu bercandaanya”
Saka menatap perempuannya yang sedang cemberut, terkekeh sembari mengusak pelan rambutnya. “Keena jangan marah-marahhhh” Ujarnya bernada.
“Kok kamu tau lagu itu?”
“Dari awal aku sadar abang Rage enggak berhenti-henti nyanyi itu lagu, sampe aku muak dengernya” Ujar Saka lalu mengganti posisi seperti semula, bersender pada perempuannya.
“Hadeh Rage.”
Lalu keheningan kembali terjadi, Saka masih bersender sembari menghirup aroma rambut Keena yang mungkin akan menjadi aroma favorit nya. Sedangkan Keena menatap Langit-langit kamar sambil tersenyum.
“Aku tadi mosting sesuatu di ig, udah liat belum?”
“Oh iya? bentar” Ujar Keena hendak mengambil ponsel dari dalam tasnya namun ditahan oleh Saka.
“Nanti aja liatnya”
“Keena, makasih ya.” Ujarnya kembali, “Makasih udah hadir di hidup aku, makasih untuk semua pelukan, rasa nyaman, dan kata-kata penenang yang selalu kamu berikan. Bilangin ke abang juga, Makasih.”
Keena memejamkan matanya, merasakan ada yang berbeda dari kata-kata yang dilontarkan Saka barusan. Tetapi ia menepis semua prasangka buruk itu.
“Makasih juga, Makasih udah mau bertahan. Makasih udah mau menjadi Aje-nya Keena”
“Keena, aku ngantuk.”
Keena membuka matanya, kembali menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang sulit dijabarkan. “Jangan tidur dulu, ngantuknya enggak bisa ditahan?”
Saka menggeleng pelan. “Enggak, aku ngantuk banget.”
Keena menarik nafas panjang. “Je, udah bahagia?” tanya Keena memastikan.
“Lebih dari bahagia” Jawab Saka dengan suara memelan.
Keena tersenyum mendengarnya, Laki-lakinya sudah bahagia ternyata. Namun setelahnya, air matanya tiba-tiba saja keluar.
“Yaudah tidur,” Suara Keena bergetar. “Tidur yang nyenyak, mas pacar.”
“Mba pacar” Panggil Saka. “Janji sama Aje, buat bahagia selalu, ya?”
Keena menarik nafasnya, mengontrol tangisnya agar Saka tidak mengetahuinya. “Iya, Keena janji untuk selalu bahagia”
Lalu Saka tersenyum kemudian menghirup lagi aroma rambut perempuannya itu.
Terjadi hening yang cukup lama, Keena membiarkan Laki-lakinya tidur dipundaknya. Entah konteks tidur yang dimaksud sama atau tidak, Keena tidak mau mencari tahu.
Tiga puluh menit setelahnya, Eratan tangan mereka melonggar, deru nafasnya tidak lagi terdengar. Keena tahu, Keena tahu apa itu artinya namun ia enggan untuk menoleh dan melihat keadaannya. Ia tetap membiarkan posisinya, membiarkan laki-laki itu tidur dipundaknya.
Tapi tangisnya pecah, bahkan suara yang ia tahan keluar dengan sendirinya. Keena mengambil tangan yang tadi ia gengam tanpa menoleh, mencium tangan itu dan mendekapnya erat, sangat erat.
Suaranya semakin tidak bisa ia kontrol, orang-orang yang mendengarnya dari luar membuat masuk kedalam ruang untuk memastikan. Dan yang terjadi selanjutnya adalah tangisan yang panjang.
mereka kehilangan, kehilangan sosok penting dalam hidup mereka.
sudah, perjuangannya sudah selesai melawan kejamnya dunia.
Ketua, Mas pacar, Dan adik. Selamat beristirahat dikeabadian, penghormatan dan kenangan akan terus mengudara sampai kita bertemu dikehidupan selanjutnya.