teruntuk september yang menyimpan kelahirannya.

kala itu, langkahku bertemu pada puan yang senyumnya tak pernah hilang. iya, puan si pemilik tiga september.

kita dipertemukan karena pendidikan dan kembali di pisahkan karena masa depan.

puan si pemilik tiga september ini ceroboh, maka dari itu, ku buatkan surat abadi ini agar tidak bisa lagi ia berucap “yahh, suratnya hilang” atau “aaa suratnya robek”


aku selalu berdoa, agar rumahmu yang sekarang kau singgahi selalu menjagamu dengan berani. selalu dipeluk bahagia, agar utas duka tak sekalipun dengan brengseknya datang menyentuh.

dan tentang berkah, tentang kesehatan, tentang cinta, tentang rezeki, sudah ku tuturkan di setiap solat yang selalu berakhir dengan ucap “amin”

doa doa istimewa ini adalah jelemaan sebagai hadiah yang ku beri atas upaya-nya yang sudah bertahan sampai detik ini.


aku mau bilang padanya, terima kasih.

terima kasih atas seluruh usahanya yang ia kerjakan dengan sepenuh hati, terima kasih telah bekerja keras dengan gigih, terimakasih telah menebar kebahagiaan dan senyum yang tak pernah hilang.

mungkin baginya, ia tak selalu berhasil mengupayakan yang baik-baik. selalu gagal dan berpikir terlalu dalam. tapi akan selalu; buat ku, puan si pemilik tiga september yang terbaik.

kadang, pikiran yang menyelam terlalu dalam hanya membuatmu tenggelam kehabisan udara. itu tidak baik, jangan lagi. jangan membiarkan pikiranmu menyelam terlalu dalam, ya.


selamat hari lahir, puan tiga september.

sampai berjumpa pada tahun berikutnya, hingga tahun yang tak terhitung sudah berganti berapa kali. dan sampai bertemu pada surat abadi selanjutnya yang selalu mengudara di setiap tiga september.

terimakasih sudah ada, manusia berbaik hati.

©si pemilik juli.